Grandsehat.co.id – Libur natal dan tahun baru hampir tiba. Tentunya menjadi momen yang pas untuk belibur keluar kota menggunakan mobil pribadi bersama sanak keluarga.
Salah satu jalur perjalanan yang mungkin akan ditempuh adalah ruas tol Trans Jawa yang masih berstatus fungsional.
Beda dengan jalan bebas hambatan operasional, tol fungsional belum lengkap dengan infrastruktur seperti penerangan jalan, rambu maupun marka jalan, namun terbilang aman untuk dilalui karena permukaan jalannya sudah dilapisi beton.
Contohnya ruas tol Wilangan Nganjuk hingga Kertosono yang masih dipenuhi debu ketika ramai dilintasi kendaraan roda empat atau lebih.
Agar tetap aman melintasinya, Berikut ini tipsnya.
1. Kurangi Kecepatan Saat Debu Mulai Tebal
Hal yang harus dilakukan saat melintas jalan tol mulai dipenuhi debu menurut Jusri adalah lakukan perlambatan hingga di bawah kecepatan yang dianjurkan.
Berdasarkan penjelasannya, anjuran kecepatan bisa diaplikasikan pada jalan tol yang benar-benar ideal untuk dilalui, sementara tol fungsional atau yang baru jadi belum sepenuhnya ideal.
Perlu diketahui lintasan tol yang baru kemungkinan permukaannya masih terdapat pasir sisa proyek yang membuat cengkeraman ban berkurang dan menimbulkan debu. Sangat sederhana, begitu menemukan kondisi yang belum ideal, kurangi kecepatan.
Misal batas minimum 60 km per jam, maka turunkan di bawah itu, lagi pula kondisi jalannya kan belum ideal, turunkan kecepatan sampai batas kendali kendaraan, ketika masih terlalu cepat bisa hilang kendali ketika manuver mendadak.
2. Nyalakan Lampu Utama, Bukan Hazard
Tidak kalah penting, nyalakan lampu utama mobil, bukan lampu kelap-kelip hazard. Masih dijelaskan Jusri, lampu hazard bisa membuat bingung kendaraan lain karena tidak dapat memutuskan kendaraan yang ber-hazard tadi akan bergerak ke mana.
Lewat penerangan lampu utama juga sebenarnya untuk mengkomunikasikan dengan kendaraan lain mengenai kehadiran dan posisi kita.
Pada saat adanya perubahan visibilitas maka hal utama yang harus dilakukan nyalakan lampu utama, bukan hazard. Selain memecah konsentrasi pengguna jalan, lampu hazard juga tidak bisa menjadi sebuah sinyal yang cukup untuk memberikan informasi ke pengguna jalan lain tentang keberadaan kendaraan kita saat melintasi jalan yang tertutup debu.
3. Jangan Biarkan Pikiran Kosong
Terakhir kata Jusri yang paling vital, adalah keletihan saat melintas jalan bebas hambatan. Konsentrasi selama di jalan tol akan menguras tenaga, apalagi kondisi yang monoton akan membuat otak tidak terstimulus dan akibatnya mengantuk.
Untuk menerapkan pola istirahat 2 jam sekali untuk menyegarkan kembali otak dan selalu biasakan berpikir ketika melihat sesuatu.
Pengemudi harus menstimulus otaknya untuk mengantisipasi keletihan, misalnya setiap melihat objek biasakan untuk membacanya dengan pikiran, bukan sekadar menatapnya.